Laman

Selasa, 08 Juli 2014

Teknik Bertanya Guru Matematika

Download Full Materi

MALU BERTANYA SALAH SATU FAKTOR PENGHAMBAT KESUKSESAN

 Dalam kehiduan sehari-hari kita, baik di dunia pendidikan maupun di dunia sosial,  kita sering dengar Peribahasa tersebut  , “Malu bertanya sesak dijalan” walaupun  kita mengetahui artinya , kita sangat  sulit untuk memberikan pertanyaan saat kami belum mengerti  tentang sesutu yang sedang  kami ikuti, baik itu materi maupun suatu pertemuan/Diskusi, saat kita berada di dunia Pendidikan baik oleh Guru/Dosen.   “Malu bertanya sesak dijalan” Kutipan : Peribasa Indonesia.

Tesis - Analisa Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Bertanya

Download Full Tesis

Teknik Bertanya - 2

Dalam kehidupan sehari-hari, pertanyaan sering diajukan dan biasanya untuk mendapatan informs dan berguna bukan hanya untuk si penanya. Dalam proses pembelajaran, pertanyaan diajukan baik oleh guru maupun siswa. Siswa mengajukan pertanyaan untuk memenuhi rasa ingin tahunya mengenai sesuatu dan memperjelas hal-hal yang kurang dipahaminya sedangkan pertanyaan yang diajukan oleh guru bukan hanya ditujukan untuk memenuhi rasa ingin tahu siswa saja melainkan ada tujuan-tujuan tertentu, di anataranya untuk memotivasi siswa, mengecek pengetahuan siswa dan sebagainya.

Cara yang ditmpuh guru dalam mengajukan pertanyaan dan menanggapi pertanyaan mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran, pencapaian hasil belajar, dan peningkatan cara berpikir siswa. Namuun pengeruh positif tersebut tidak otomatis tterjadi dan tidak mudah diperoleh jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukn dan kualitas pertanyaan guru tidak efektif. Oleh karena itu penguasaan dn keterampilan guru dalam mengajukan pertanyaan dapat ditingkatkan.

A.    FUNGSI PERTANYAAN DALAM PEMBELAJARAN

Teknik Bertanya

Selanjutnya Sugeng Paranto (1979, 41-54) menyebutkan dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pelantaran yang tepat akan :
  • Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar
  • Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu murid terhadap sesuatu masalah yang sedang  dibicarakan
  • Mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif dari siswa yang bersangkutan, sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya
  • Menuntun proses murid, sebab pertanyaan yang baik akan membantu jawaban yang baik dan
  • Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.
Para guru terutama yang belum mendapatkan penataran PBM atau lulusan Universitas, faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pertanyaan yaitu :

Cara Menyampaikan Tanggapan dan Pertanyaan

Diskusi merupakan suatu bentuk bertukarpikiran yang teratur dan terarah baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Beberapa pendapat akan muncul dalam diskusi. Pendapat merupakan gagasan, pikiran, atau ide tentang suatu hal (orang atau peristiwa). Jika Anda mengajukan pendapat dalam diskusi, Anda harus menyertakan argumentasi. Argumentasi adalah pemberian alasan, contoh, dan bukti sehingga peserta diskusi membenarkan pendapat, gagasan, dan sikap. Anda dapat mengemukakan persetujuan atau penolakan terhadap pendapat orang lain. Akan tetapi, persetujuan dan penolakan tersebut
harus bersifat objektif dan disertai alasan yang logis.

Contoh kalimat persetujuan pendapat:

Teknik Wawancara

Wawancara
Wawancara sangat penting dalam dunia jurnalistik. Wawancara merupakan proses pencarian data berupa pendapat/pandangan/pengamatan seseorang yang akan digunakan sebagai salah satu bahan penulisan karya jurnalistik.

Wawancara vs reportase
Apakah wawancara sama dengan reportase? Jawabnya adalah tidak.
Reportase memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas dari wawancara, sedangkan wawancara adalah salah satu teknik reportase.

Jenis Wawancara
1.    Man in the street interview. Untuk mengetahui pendapat umum masyarakat terhadap isu/persoalan yang akan diangkat jadi bahan berita.
2.    Casual interview. Wawancara mendadak. Jenis wawancara yang dilakukan tanpa persiapan/perencanaan sebelumnya.
3.    Personality interview. Wawancara terhadap figure-figur public terkenal. Atau orang yang memiliki kebiasaan/prestasi/sifat unik, yang menarik untuk diangkat sebagai bahan berita.
4.    News interview. Wawancara untuk memperoleh informasi dari sumber yang mempunyai kredibilitas atau reputasi di bidangnya.

Wawancara yang Baik

Agar tugas wawancara kita dapat berhasil, maka hendaknya diperhatikan hal-hal - antara lain - sebagai berikut:
1.    Lakukanlah persiapan sebelum melakukan wawancara. Persiapan tersebut menyangkut outline wawancara, penguasaan materi wawancara, pengenalan mengenai sifat/karakter/kebiasaan orang yang hendak kita wawancarai, dan sebagainya.
2.    Taatilah peraturan dan norma-norma yang berlaku di tempat pelaksanaan wawancara tersebut. Sopan santun, jenis pakaian yang dikenakan, pengenalan terhadap norma/etika setempat, adalah hal-hal yang juga perlu diperhatikan agar kita dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat pelaksanaan wawancara.
3.    Jangan mendebat nara sumber. Tugas seorang pewawancara adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari nara sumber, bukan berdiskusi. Jika Anda tidak setuju dengan pendapatnya, biarkan saja. Jangan didebat. Kalaupun harus didebat, sampaikan dengan nada bertanya, alias jangan terkesan membantah.
Contoh yang baik: "Tetapi apakah hal seperti itu tidak berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri, Pak?"
Contoh yang lebih baik lagi: "Tetapi menurut Tuan X, hal seperti itu kan berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri. Bagaimana pendapat Bapak?"
Contoh yang tidak baik: "Tetapi hal itu kan dapat berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri, Pak."
4.    Hindarilah menanyakan sesuatu yang bersifat umum, dan biasakanlah menanyakan hal-hal yang khusus. Hal ini akan sangat membantu untuk memfokuskan jawaban nara sumber.
5.    Ungkapkanlah pertanyaan dengan kalimat yang sesingkat mungkin dan to the point. Selain untuk menghemat waktu, hal ini juga bertujuan agar nara sumber tidak kebingungan mencerna ucapan si pewawancara.
6.    Hindari pengajuan dua pertanyaan dalam satu kali bertanya. Hal ini dapat merugikan kita sendiri, karena nara sumber biasanya cenderung untuk menjawab hanya pertanyaan terakhir yang didengarnya.
7.    Pewawancara hendaknya pintar menyesuaikan diri terhadap berbagai karakter nara sumber. Untuk nara sumber yang pendiam, pewawancara hendaknya dapat melontarkan ungkapan-ungkapan pemancing yang membuat si nara sumber "buka mulut". Sedangkan untuk nara sumber yang doyan ngomong, pewawancara hendaknya bisa mengarahkan pembicaraan agar nara sumber hanya bicara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan materi wawancara.
8.    Pewawancara juga hendaknya bisa menjalin hubungan personal dengan nara sumber, dengan cara memanfaatkan waktu luang yang tersedia sebelum dan sesudah wawancara. Kedua belah pihak dapat ngobrol mengenai hal-hal yang bersifat pribadi, atau hal- hal lain yang berguna untuk mengakrabkan diri. Ini akan sangat membantu proses wawancara itu sendiri, dan juga untuk hubungan baik dengan nara sumber di waktu-waktu yang akan datang.
9.    Jika kita mewawancarai seorang tokoh yang memiliki lawan ataupun musuh tertentu, bersikaplah seolah-olah kita memihaknya, walaupun sebenarnya tidak demikian. Seperti kata pepatah, "Jangan bicara tentang kucing di depan seorang pecinta anjing".
10.  Bagi seorang reporter pers yang belum ternama, seperti pers kampus dan sebagainya, kendala terbesar dalam proses wawancara biasanya bukan wawancaranya itu sendiri, melainkan proses untuk menemui nara sumber. Agar kita dapat menemui nara sumber tertentu dengan sukses, diperlukan perjuangan dan kiat-kiat yang kreatif dan tanpa menyerah. Salah satu caranya adalah rajin bertanya kepada orang-orang yang dekat dengan nara sumber. Koreklah informasi sebanyak mungkin mengenai nara sumber tersebut, misalnya nomor teleponnya, alamat villanya, jam berapa saja dia ada di rumah dan di kantor, di mana dia bermain golf, dan sebagainya.

Media Cetak VS Media Elektronik
Bagaimana cara memperoleh/mengumpulkan berita? Caranya adalah melalui reportase, yang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data yang berhubungan dengan karya jurnalistik yang akan dibuat. Pihak yang menjadi objek reportase disebut nara sumber. Nara sumber ini bisa berupa manusia, makhluk hidup selain manusia, alam, ataupun benda-benda mati. Jika nara sumbernya berupa manusia, maka reportase tersebut bernama wawancara.

Dengan demikian, ada sedikit perbedaan antara reportase dengan wawancara. Wawancara merupakan bagian dari reportase, dan reportase tidak hanya dapat dilakukan terhadap manusia.

Namun perlu diingat bahwa wawancara untuk media cetak berbeda dengan wawancara untuk media elektronik. Wawancara untuk media elektronik biasanya dikemas semenarik mungkin. Sebelum wawancara berlangsung, seringkali dilakukan briefing antara pewawancara dan nara sumber, yang bertujuan untuk menjaga kelancaran wawancara. Hal ini dilakukan karena wawancara untuk media elektronik merupa kan "produk" tersendiri yang "dijual" kepada pemirsa/pendengar.

Sedangkan dalam media cetak, yang terpenting bagi pembaca adalah tulisan yang dibuat berdasarkan hasil reportase, sehingga proses wawancara tidaklah penting bagi mereka. Karena itu, wawancara untuk media cetak dapat berlangsung tanpa kemasan yang menarik ataupun briefing antara wartawan dengan nara sumber. Satu-satunya persiapan yang perlu dilakukan adalah persiapan wartawan itu sendiri, yang mencakup bahan wawancara dan pengetahuan umum mengenai materi wawancara. Sedangkan proses wawancaranya dapat berlangsung dalam berbagai situasi dan tempat. Bisa di kantor, di restoran sambil makan siang, lewat telepon, sambil berjalan menuju halaman parkir, sambil ngobrol, dan sebagainya. Nah, selamat mewawancara..






Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat

Dalam proses pembelajaran di kelas, kadangkala seorang instruktur merasa tersinggung dengan adanya pertanyaan peserta yang dianggap menguji kemampuan instruktur. Di sisi lain, kadangkala peserta merasa bosan dan malas karena tidak ada komunikasi interaktif dalam kelas. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan instruktur maupun peserta dalam menerapkan seni bertanya dalam proses pembelajaran. Seni mengajukan pertanyaan merupakan pusat keberhasilan Anda sebagai fasilitator pada pembelajaran orang dewasa. Kuncinya adalah untuk mengajukan pertanyaan yang merangsang diskusi dan interaksi, daripada pertanyaan yang memperoleh tanggapan faktual sederhana dan mengingatkan pada hal-hal yang dipelajari dulu semasa sekolah di SD. Untuk merangsang diskusi, pastikan pertanyaan Anda bersifat terbuka.
Orang sering berpikir bahwa mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka ketika mereka tidak melakukan itu. Sebuah pertanyaan terbuka adalah salah satu pertanyaan yang dimulai dengan siapa, apa, dimana, kapan, mengapa, atau bagaimana. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata ini akan menimbulkan respon dari peserta yang lebih rinci dan bermakna. Pertanyaan yang bersifat tertutup, di sisi lain, adalah pertanyaan yang bisa dijawab oleh peserta dengan ungkapan "ya" atau "tidak" dan tentu saja tidak mendorong diskusi. Untuk memudahkan, cobalah untuk mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan bagaimana atau apa. Jika Anda bisa masuk ke dalam kebiasaan menanyakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, diskusi kelompok dan segmen penyampaian materi Anda akan sangat efektif.
Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dimulai dengan mengapa. Pertanyaan mengapa cenderung untuk menempatkan orang-orang pada situasi yang defensif. Mereka merasa bahwa mereka harus menjelaskan dan membenarkan tanggapan mereka. Berbagai jenis pertanyaan memperoleh hasil yang berbeda. Praktikkan untuk menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan hasil yang Anda inginkan. Misalnya, jika Anda ingin memulai diskusi, ajukan pertanyaan yang bersifat umum dari seluruh kelompok. Dalam program layanan pelanggan, Anda mungkin bertanya, "Bagaimana pendapat Anda tentang apa yang dilakukan oleh organisasi Anda dalam hal memberikan pelayanan yang berkualitas?" Jenis pertanyaan seperti ini akan mendorong orang untuk mengekspresikan pendapatnya. 

Download Full Materi

Klasifikasi Pertanyaan dalam Bidang Kognitif

  1. 1.      Pengertian Pertanyaan
Pertanyaan adalah pernyataan seseorang yang ditujukan kepada orang lainnya serta mengharapkan untuk dijawab. Kompetensi professional seorang guru perlu dilengkapi dengan keterampilan bertanya, karena proses belajar mengajar merupakan interaksi edukatif yang didalamnya perlu adanya dialog atau komunikasi antara guru dan siswa. Sedangkan dalam proses berkomunikasi diperlukan danya keterlibatan intelektual siswa yang dikembangkan dengan berbagai pertanyaan yang diajukan guru.


  1. 2.      Tujuan Atau Fungsi Pertanyaan
Tujuan utama atau fungsi utama pertanyaan adalah sebagai berikut:

Fungsi dan Pentingnya Bertanya dalam Pembelajaran

Tujuan utama dalam pembelajaran matematika adalah meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan mempersiapkan siswa dalam dunia kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah selayaknya kita mengajarkan siswa tentang how to thing sebagai pengganti dari “what to think". Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah melalui pertanyaan. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa
seseorang akan berpikir jika dihadapkan oleh suatu masalah atau pertanyaan.  Ada empat fungsi berikut peran penting pertanyaan yang dibahas secara teoritis. Dengan menyadari akan pentingnya peranan pertanyaan dalam pembelajaran, guru diharapkan dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang baik dan efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

Download Full Materi