Dalam kehidupan sehari-hari, pertanyaan sering
diajukan dan biasanya untuk mendapatan informs dan berguna bukan hanya untuk si
penanya. Dalam proses pembelajaran, pertanyaan diajukan baik oleh guru maupun
siswa. Siswa mengajukan pertanyaan untuk memenuhi rasa ingin tahunya mengenai
sesuatu dan memperjelas hal-hal yang kurang dipahaminya sedangkan pertanyaan
yang diajukan oleh guru bukan hanya ditujukan untuk memenuhi rasa ingin tahu
siswa saja melainkan ada tujuan-tujuan tertentu, di anataranya untuk memotivasi
siswa, mengecek pengetahuan siswa dan sebagainya.
Cara yang ditmpuh guru dalam mengajukan pertanyaan
dan menanggapi pertanyaan mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran, pencapaian
hasil belajar, dan peningkatan cara berpikir siswa. Namuun pengeruh positif
tersebut tidak otomatis tterjadi dan tidak mudah diperoleh jika
pertanyaan-pertanyaan yang diajukn dan kualitas pertanyaan guru tidak efektif.
Oleh karena itu penguasaan dn keterampilan guru dalam mengajukan pertanyaan
dapat ditingkatkan.
Mengajukan
pertanyaan adalah salah satu teknik dalam mngajar yang sering dilakukan oleh
guru. Kita menggunakan pertanyaan selama pembelajran untuk merangsang siswa
dalam berpikir, menilai kemajuan siswa, mengeceka pencejelasan yang telah
diberikan guru, memotivasi siswa untuk tetap menaruh perhatian pada
pembelajaran, mengontrol siswa tetap focus pada pelaajaran dan banyak hal lagi.
Cara siswa menjawab atau jawaban yang diharapkan dari siswa ditentukan oleh tingkat
dan jenis pertanyaan yang diaajukan oleh guru, apakah tingkat ingatan,
pemahaman, analisis atau evaluasi.
Pertanyaan
dalam proses pembelajaran memiliki beberapa fungsi yaitu:
1)
Mendorong minat
dan motivasi siswa untuk berpartisifasi aktif dalam pembelajaran
2)
Mengevaluasi
persiapan siswa dan mencek pemahaman
siswa terhadap suatu tugas,
3)
mendiagnosis kekuatan
dan kelemahan siswa,
4)
mereviu apa yang
telah diajarkan.
5)
mengarahkan
siswa untuk menemukankemungkinan-kemungkinan baru dalam menggali permasalahan,
6)
meransang siswa
mencari bahan untuk data ,
7)
mengembangkan
dan membangun konsep diri siswa secara individu
Dalam
proses pembelajaran, di samping pertanyaan guru yang memegang peranan penting,
juga harus diciptakan agar siswa dapat mengajukan pertanyaan. Untuk menciptakan
suasana yang mendukung bagi siswa untuk bertanya, maka guru perlu membuat atau
menciptakan kerangka pertanyaan. Tahap pertama dalam menciptakan kerangka
pertanyaan adalah merangsang minat siswa dengan cara memberi siswa kesempatan
untuk berhubungan langsung dengan benda-benda atau alat-alat yang merangsang
rasa ingin tahu siswa. Berdasarkan kontak dengan benda-benda, siswa dapat
merespon pertanyaan guru dan menjawab sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
guru. Respon siswa dapat berupa penggunaan kata-kata untuk mendeskripsikan,
menggambar atau membangun sesuatu, atau melakukan pengukuran, pertanyaan yang
dapat diajukan termasuk ke dalam klasifikasi observasi. Dengan demikian
pertanyaan yang diajukan oleh guru
hendaknya tidak mengandalkan kemampuan verbal dalam bentuk pertanyaan
lisan, namun harus didukung oleh situasi yang kondusif agar siswa termotivasi
untuk menjawab maupun mengajukan pertanyaan.
B.
KLASIFIKASI PERTANYAAN
Pertanyaan
yang diajukan oleh guru dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian, ada
yang dapat diklasifikasikan ke dalam pertanyaan divergen (menyebar) dan
konvergen (memusat) atau sering disebut juga pertanyaan terbuka dan tertutup,
ada pula yang mengklasifikasikannya ke dalam taksonomi Bloom dan keterampilan
proses.
1.
Pertanyaan
menurut taksonomi bloom
Bloom
(1956) mengklasifikasikan pertanyaan berdasarkan domain kognitif, yaitu
pertanyaan ingatan (recall), pemahaman (comprehension), aplikasi (aplication),
analisis (analysis) sintesis (syntesis), dan evaluasi (evaluation).
a.
Pertanyaan
ingatan
Pertanyaan
ingatan diajukan untuk mengungkap pengetahuan siswa mengenai fakta kejadian,
dan definisi. Guru mengajukan pertanyaan ingatan biasanya untuk mengetahui apakah
siswa telah memperoleh sejumlah fakta yang dikehendaki atau tidak. Pertanyaan
ingatan dapat berbentuk dua tipe, yaitu : 1) pertanyaan yang menuntut jawaban
ya atau tidak dan 2) pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dengan hasil mengingat.
Pertanyaan yang sering diajukan dalam jenis ini diawali dengan kata apa, siapa,dimana,
bilamana (kapan), atau definisikan.
b.
Pertanyaan
pemahaman
Pertanyaan
pemahaman diajukan apabila guru meminta siswa untuk memahami sesuatu dengan
cara mengorganisasikan informasi yang telah diperoleh, menyusun kembali
kata-kata dengan menggunakan kalimat sendiri. Pertanyaan pemahaman dapada
dibedakan ke dalam tiga tipe, yaitu:
1)
pertanyaan yang
meminta siswa memberikan penjelasan dengan menggunakan kata-kata sendiri,
misalnya: jelaskan apa yang dimaksud dengan rangkaian listrik tertutup?
2)
pertanyaan yang
meminta siswa menyatakan ide pokok suatu hal dengan menggunakan kata-kata
sendiri, misalnya: faktor apa saja yang harus diperhatikan ketika melakukan
percobaan perpindahan panas secara konduksi?;
3)
pertanyaan yang
meminta siswa untuk membandingkan atau membedakan, misalnya: bandingkan
pembiasan yang terjadi dalamakuarium berbentuk persegi dengan dalam akuarium
berbentuk bulat?
c.
Pertanyaan
aplikasi
Pertanyaan
aplikasi diajukan apabila guru ingin meminta siswa untuk dapat menggunakan
informasi atau konsep yang telah dimiliki untuk menjelaskan atau memecahkan
masalah pada situasi baru. Contoh pertanyaan aplikasi, misalnya:
Bagaimana
caranya mendapatkan garam bersih dari garam kotor yang sudah bercampur dengan
pasir?
d.
Pertanyaan
analisis
Pertanyaan
analisis diajukan apabila guru meminta siswa untuk dapat menemukan jawaban
dengan cara:
1)
mengidentifikasi
motif-motif masalah yang ditampilkan,
2)
mencari
bukti-bukti atau kejadian-kejadian yang menunjang suatu kesimpulan,
3)
menarik kesimpulan
berdasarkan informasi yang ada atau membuat generalisasi berdasarkan informasi
yang ada.
e.
Pertanyaan
sintesis
Pertanyaan sintesis diajukan apabila guru meminta
siswa untuk dapat memberikan jawaban lebih dari satu kemungkinan dan
mengembangkan potensi siswa untuk berkreasi.
f.
Pertanyaan
evaluasi
Pertanyaan evaluasi diajukan apabila guru
menghendaki siswa untuk dapat memberikan penilaian atau pendapat terhadap suatu
isu yang ditampilkan. Pertanyaan evaluasi dapat diajukan untuk mengetahui
kemampuan siswa merancang, mempertimbangkan, dan mengkritik.
C.
TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN
Di dalam proses
pembelajaran guru seharusnya berusaha melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Untuk meningkatkan partisipasi siswa, ada dua teknik
mengajukan
pertanyaan yang dapat digunakan
oleh guru, yaitu teknik pengarahan ulang ( redirecting) dan teknik membimbing
(probing).
1)
Teknik
Pengarahan Ulang
Teknik
pengarahan ulang dapat dilakukan guru apabila guru bertujuan ingin melibatkan
banyak siswa dalam proses pembelajaran. Cara yang dapat dilakukan adalah
mengajukan satu pertanyaan yang ditujukan kepada beberapa siswa.
2)
Teknik
membimbing
Pertanyaan
yang bersifat probing digunakan guru untuk menggali jawaban siswa agar lebih
jelas. Teknik membimbing (probing) digunakan jika siswa dalam menjawab
pertanyaan guru kurang lengkap dan siswa hanya menjawab sebagian-sebagian.
Teknik membimbing memerlukan waktu dan kesabaran guru dalam mengajukan
pertanyaan dan juga memerlukan keterampilan guru untuk dapat menggali jawaban
siswa dengan mengajukan
serangkaian pertanyaan
yang sifatnya menggali dari seorang siswa dengan tujuan untuk meningkatkan
respon siswa menuju kepada jawaban yang lebih benar dan lebih luas.
D.
FACTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
MENGAJUKAN PERTANYAAN
1)
Kejelasan pertanyaan
Guru
hendaknya yakin bahwa pertanyaan yang diajukan jelas dan tahu apa jawaban yang
diinginkan dari siswa sebelum pertanyaan diajukan.
2)
Pemberian waktu
tunggu
Dalam
mengajukan pertanyaan kepada siswa, guru hendaknya tidak tergesa-gesa untuk
mendapatkan jawaban siswa. Berikan siswa waktu untuk berpikir sebelum
mengemukakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
3)
Siswa dilibatkan
Pada
saat mengajukan pertanyaan pertama, hendaknya guru mengajukan pertanyaan kepada
seluruh kelas untuk menjaga semua siswa selalu “on task” (ada pada suasana
belajar).
4)
Jenis pertanyaan
yang diajukan
Hindarkan
pertanyaan tertutup yang merangsang siswa menjawab serempak. Jawaban serempak
dapat membuat gaduh atau menyebabkan siswa tidak sopan dan memaksa guru untuk
mengulang pertanyaan untuk siswa tertentu. Ajukan jenis pertanyaan ingatan pada
awal pertanyaan untuk meyakinkan apakah siswa sudah memiliki pengetahuan awal
atau belum, baru kemudian disusul dengan pertanyaan pemahaman dan analisis atau
pertanyaan evaluasi.
5)
Penyebaran
pertanyaan
Sebarkan
pertanyaan secara merata kepada semua siswa, hindarkan timbulnya pemilihan
siswa tertentu, yaitu siswa yang mendominasi kelas.
6)
Pemberian
tanggapan
Siswa
yang memberikan jawaban benar harus diberikan tanggapan dengan memberikan kata
pujian, misalnya dengan mengatakan bagus, itu jawaban benar, nah itu jawaban
yang
tepat dan
sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar