Laman

Selasa, 08 Juli 2014

Teknik Bertanya - 2

Dalam kehidupan sehari-hari, pertanyaan sering diajukan dan biasanya untuk mendapatan informs dan berguna bukan hanya untuk si penanya. Dalam proses pembelajaran, pertanyaan diajukan baik oleh guru maupun siswa. Siswa mengajukan pertanyaan untuk memenuhi rasa ingin tahunya mengenai sesuatu dan memperjelas hal-hal yang kurang dipahaminya sedangkan pertanyaan yang diajukan oleh guru bukan hanya ditujukan untuk memenuhi rasa ingin tahu siswa saja melainkan ada tujuan-tujuan tertentu, di anataranya untuk memotivasi siswa, mengecek pengetahuan siswa dan sebagainya.

Cara yang ditmpuh guru dalam mengajukan pertanyaan dan menanggapi pertanyaan mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran, pencapaian hasil belajar, dan peningkatan cara berpikir siswa. Namuun pengeruh positif tersebut tidak otomatis tterjadi dan tidak mudah diperoleh jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukn dan kualitas pertanyaan guru tidak efektif. Oleh karena itu penguasaan dn keterampilan guru dalam mengajukan pertanyaan dapat ditingkatkan.

A.    FUNGSI PERTANYAAN DALAM PEMBELAJARAN

Mengajukan pertanyaan adalah salah satu teknik dalam mngajar yang sering dilakukan oleh guru. Kita menggunakan pertanyaan selama pembelajran untuk merangsang siswa dalam berpikir, menilai kemajuan siswa, mengeceka pencejelasan yang telah diberikan guru, memotivasi siswa untuk tetap menaruh perhatian pada pembelajaran, mengontrol siswa tetap focus pada pelaajaran dan banyak hal lagi. Cara siswa menjawab atau jawaban yang diharapkan dari siswa ditentukan oleh tingkat dan jenis pertanyaan yang diaajukan oleh guru, apakah tingkat ingatan, pemahaman, analisis atau evaluasi.

Pertanyaan dalam proses pembelajaran memiliki beberapa fungsi yaitu:
1)      Mendorong minat dan motivasi siswa untuk berpartisifasi aktif dalam pembelajaran
2)      Mengevaluasi persiapan siswa dan  mencek pemahaman siswa terhadap suatu tugas,
3)      mendiagnosis kekuatan dan kelemahan siswa,
4)      mereviu apa yang telah diajarkan.
5)      mengarahkan siswa untuk menemukankemungkinan-kemungkinan baru dalam menggali permasalahan,
6)      meransang siswa mencari bahan untuk data ,
7)      mengembangkan dan membangun konsep diri siswa secara individu
Dalam proses pembelajaran, di samping pertanyaan guru yang memegang peranan penting, juga harus diciptakan agar siswa dapat mengajukan pertanyaan. Untuk menciptakan suasana yang mendukung bagi siswa untuk bertanya, maka guru perlu membuat atau menciptakan kerangka pertanyaan. Tahap pertama dalam menciptakan kerangka pertanyaan adalah merangsang minat siswa dengan cara memberi siswa kesempatan untuk berhubungan langsung dengan benda-benda atau alat-alat yang merangsang rasa ingin tahu siswa. Berdasarkan kontak dengan benda-benda, siswa dapat merespon pertanyaan guru dan menjawab sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. Respon siswa dapat berupa penggunaan kata-kata untuk mendeskripsikan, menggambar atau membangun sesuatu, atau melakukan pengukuran, pertanyaan yang dapat diajukan termasuk ke dalam klasifikasi observasi. Dengan demikian pertanyaan yang diajukan oleh guru  hendaknya tidak mengandalkan kemampuan verbal dalam bentuk pertanyaan lisan, namun harus didukung oleh situasi yang kondusif agar siswa termotivasi untuk menjawab maupun mengajukan pertanyaan.
B.     KLASIFIKASI PERTANYAAN
Pertanyaan yang diajukan oleh guru dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian, ada yang dapat diklasifikasikan ke dalam pertanyaan divergen (menyebar) dan konvergen (memusat) atau sering disebut juga pertanyaan terbuka dan tertutup, ada pula yang mengklasifikasikannya ke dalam taksonomi Bloom dan keterampilan proses.
1.            Pertanyaan menurut taksonomi bloom
Bloom (1956) mengklasifikasikan pertanyaan berdasarkan domain kognitif, yaitu pertanyaan ingatan (recall), pemahaman (comprehension), aplikasi (aplication), analisis (analysis) sintesis (syntesis), dan evaluasi (evaluation).
a.       Pertanyaan ingatan
Pertanyaan ingatan diajukan untuk mengungkap pengetahuan siswa mengenai fakta kejadian, dan definisi. Guru mengajukan pertanyaan ingatan biasanya untuk mengetahui apakah siswa telah memperoleh sejumlah fakta yang dikehendaki atau tidak. Pertanyaan ingatan dapat berbentuk dua tipe, yaitu : 1) pertanyaan yang menuntut jawaban ya atau tidak dan 2) pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dengan hasil mengingat. Pertanyaan yang sering diajukan dalam jenis ini diawali dengan kata apa, siapa,dimana, bilamana (kapan), atau definisikan.
b.      Pertanyaan pemahaman
Pertanyaan pemahaman diajukan apabila guru meminta siswa untuk memahami sesuatu dengan cara mengorganisasikan informasi yang telah diperoleh, menyusun kembali kata-kata dengan menggunakan kalimat sendiri. Pertanyaan pemahaman dapada dibedakan ke dalam tiga tipe, yaitu:
1)   pertanyaan yang meminta siswa memberikan penjelasan dengan menggunakan kata-kata sendiri, misalnya: jelaskan apa yang dimaksud dengan rangkaian listrik tertutup?
2)   pertanyaan yang meminta siswa menyatakan ide pokok suatu hal dengan menggunakan kata-kata sendiri, misalnya: faktor apa saja yang harus diperhatikan ketika melakukan percobaan perpindahan panas secara konduksi?;
3)   pertanyaan yang meminta siswa untuk membandingkan atau membedakan, misalnya: bandingkan pembiasan yang terjadi dalamakuarium berbentuk persegi dengan dalam akuarium berbentuk bulat?
c.       Pertanyaan aplikasi
Pertanyaan aplikasi diajukan apabila guru ingin meminta siswa untuk dapat menggunakan informasi atau konsep yang telah dimiliki untuk menjelaskan atau memecahkan masalah pada situasi baru. Contoh pertanyaan aplikasi, misalnya:
Bagaimana caranya mendapatkan garam bersih dari garam kotor yang sudah bercampur dengan pasir?
d.      Pertanyaan analisis
Pertanyaan analisis diajukan apabila guru meminta siswa untuk dapat menemukan jawaban dengan cara:
1)   mengidentifikasi motif-motif masalah yang ditampilkan,
2)   mencari bukti-bukti atau kejadian-kejadian yang menunjang suatu kesimpulan,
3)   menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang ada atau membuat generalisasi berdasarkan informasi yang ada.
e.       Pertanyaan sintesis
Pertanyaan sintesis diajukan apabila guru meminta siswa untuk dapat memberikan jawaban lebih dari satu kemungkinan dan mengembangkan potensi siswa untuk berkreasi.
f.       Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan evaluasi diajukan apabila guru menghendaki siswa untuk dapat memberikan penilaian atau pendapat terhadap suatu isu yang ditampilkan. Pertanyaan evaluasi dapat diajukan untuk mengetahui kemampuan siswa merancang, mempertimbangkan, dan mengkritik.
C.    TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN
Di dalam proses pembelajaran guru seharusnya berusaha melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk meningkatkan partisipasi siswa, ada dua teknik mengajukan
pertanyaan yang dapat digunakan oleh guru, yaitu teknik pengarahan ulang ( redirecting) dan teknik membimbing (probing).
1)         Teknik Pengarahan Ulang
        Teknik pengarahan ulang dapat dilakukan guru apabila guru bertujuan ingin melibatkan banyak siswa dalam proses pembelajaran. Cara yang dapat dilakukan adalah mengajukan satu pertanyaan yang ditujukan kepada beberapa siswa.
2)         Teknik membimbing
        Pertanyaan yang bersifat probing digunakan guru untuk menggali jawaban siswa agar lebih jelas. Teknik membimbing (probing) digunakan jika siswa dalam menjawab pertanyaan guru kurang lengkap dan siswa hanya menjawab sebagian-sebagian. Teknik membimbing memerlukan waktu dan kesabaran guru dalam mengajukan pertanyaan dan juga memerlukan keterampilan guru untuk dapat menggali jawaban siswa dengan mengajukan
serangkaian pertanyaan yang sifatnya menggali dari seorang siswa dengan tujuan untuk meningkatkan respon siswa menuju kepada jawaban yang lebih benar dan lebih luas.
D.    FACTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MENGAJUKAN PERTANYAAN
1)      Kejelasan pertanyaan
Guru hendaknya yakin bahwa pertanyaan yang diajukan jelas dan tahu apa jawaban yang diinginkan dari siswa sebelum pertanyaan diajukan.
2)      Pemberian waktu tunggu
Dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa, guru hendaknya tidak tergesa-gesa untuk mendapatkan jawaban siswa. Berikan siswa waktu untuk berpikir sebelum mengemukakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
3)      Siswa dilibatkan
Pada saat mengajukan pertanyaan pertama, hendaknya guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas untuk menjaga semua siswa selalu “on task” (ada pada suasana belajar).
4)      Jenis pertanyaan yang diajukan
Hindarkan pertanyaan tertutup yang merangsang siswa menjawab serempak. Jawaban serempak dapat membuat gaduh atau menyebabkan siswa tidak sopan dan memaksa guru untuk mengulang pertanyaan untuk siswa tertentu. Ajukan jenis pertanyaan ingatan pada awal pertanyaan untuk meyakinkan apakah siswa sudah memiliki pengetahuan awal atau belum, baru kemudian disusul dengan pertanyaan pemahaman dan analisis atau pertanyaan evaluasi.
5)      Penyebaran pertanyaan
Sebarkan pertanyaan secara merata kepada semua siswa, hindarkan timbulnya pemilihan siswa tertentu, yaitu siswa yang mendominasi kelas.
6)      Pemberian tanggapan
Siswa yang memberikan jawaban benar harus diberikan tanggapan dengan memberikan kata pujian, misalnya dengan mengatakan bagus, itu jawaban benar, nah itu jawaban yang

tepat dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar